SUBNETTING
Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan jaringan menjadi beberapa
subjaringan yang lebih kecil. Teknik subnetting biasanya digunakan untuk
memudahkan pengelola jaringan, seperti sistem dan network administrator dalam
bekerja.
Tidak hanya itu, subnetting juga bisa
membantu meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan. Sayangnya, subnetting
mengambil beberapa perencanaan dan dapat memakan waktu ketika menjalani
prosesnya.
Pengertian Subnetting
Apa yang dimaksud subnetting? Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan
yang lebih kecil yang disebut “subnet.” Subnetting digunakan untuk memudahkan
pengelola jaringan komputer (system Administrator, Network Administrator,
maupun pengguna biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address
untuk setiap ruangan dan gedung sesuai dengan kebutuhan. Proses subnetting
sendiri dilakukan dengan menggunakan nilai CIDR.
Subnet mask merupakan sebuah teknik khusus untuk memecah atau membagi jaringan komputer sehingga menjadi subnetwork-subnetwork dengan ukuran yang lebih kecil. Kegiatan pemecahan ini dinamakan subnetting dan hanya bisa dilakukan terhadap IP Address yang terdiri dari kelas A, B dan C saja. Dengan teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting ini dilakukan bukan tanpa sebab yang jelas, tetapi juga memiliki tujuan yang penting. Salah satu tujuannya adalah untuk mengefisienkan alokasi alamat IP Address dalam sebuah jaringan komputer supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP address. Selanjutnya adalah Untuk mengatasi masalah perbedaan perangkat keras (hardware) dan media fisik yang digunakan suatu jaringan, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan sebagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik dan juga untuk meningkatkan keamanan pada jaringan komputer. Dibawah ini terdapat penjabaran lebih lanjut mengenai subnetting dan subnet mask.
Lalu, bagaimana proses subnetting?
Proses metode subnetting ini dapat dilakukan pada IP Address kelas A, B, dan C
saja. Menurut buku Pengantar Jaringan Komputer karangan Melwin
Syafrizal, IP adress dibagi menjadi beberapa jenis , yakni:
1.
Private IP Address
Jenis IP Address
ini digunakan pada perangkat untuk jaringan berskala lokal yaitu LAN. Maka dari
itu, jenis IP Address ini tidak dikenal pada jaringan internet global.
2.
Public IP Address
Sementara itu,
public IP Address bisa diakses dengan jaringan internet dan bisa dimiliki oleh
semua perangkat. Range IP Private, di antaranya:
·
Kelas A, 10.0.0.0 -
10.255.255.255
·
Kelas B, 172.16.0.0 -
172.31.255.255
·
Kelas C, 192.168.0.0 -
192.168.255.255
Fungsi IP Adress ini utamanya untuk menangani koneksi antar perangkat
pengirim dan penerima melalui sebuah jaringan. Dengan adanya IP Address,
perangkat-perangkat tersebut dapat menghubungkan situs web atau layanan lainnya
di internet.
Lebih lanjut,
dengan melakukan teknik subnetting, suatu network dapat menciptakan
beberapa network tambahan. Namun, kondisi tersebut bisa mengurangi
jumlah maksimum host yang ada di dalam setiap network.
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
CIDR atau Classless Inter Domain Routing
merupakan sebuah proses sebagai solusi untuk mengefisiensi dalam pengalamatan
alokasi IP Address yang dilakukan pada pengkelasan IP Address yang ada. CIDR
juga dapat memungkinkan IP Address pada suatu kelas dapat menampung jumlah
seperti kelas lainnya apabila dalam implementasinya terdapat penyesuaian atau
penambahan host yang tidak terduga sebelumnya. Berikut adalah table CIDR untuk
keperluan Subnetting :
Tabel 3.1 CIDR Prefix untuk ketiga kelas IP
Address
•
Subnetting IP Address Kelas C
Subnetting IP
Address kelas C merupakan kelas subnetting yang paling mudah, karena IP Address
kelas C hanya memiliki Host ID (Alamat Host) pada bagian terakhir IP
Addressnya. Contoh IP Address 192.168.2.1 maka angka 1 pada digit terakhir
adalah yang dimaksud dengan Host ID, sedangkan 3 blok angka sebelumnya adalah
Net ID atau Network ID (Alamat Jaringan).
Langsung ke
tahap perhitungannya, sebagai contoh, kita menganalisa IP Address
192.168.1.0/26 atau dapat ditulis dengan 192.168.1.0 netmask 255.255.255.192
yang berarti IP Address tersebut memakai prefix length /26 pada tabel CIDR.
Langkah pertama adalah merubah angka prefix tersebut menjadi 32 bit bilangan
biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26 kali dengan
pemisahan 8 digit, kemudian setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32 bit maka isi
angka 0). Setelah itu rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk
decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 . Subnetting sendiri akan
terfokus kedalam 4 hal, diantaranya :
A.
Jumlah Subnet = 2x , dimana x
adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir
untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah
22 = 4 subnet.
B.
Jumlah Host Per Subnet = 2y –
2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
C.
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai
oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192
D.
Keterangan Untuk Tiap
subnetnya, data atau alokasi tiap subnet akan disajikan dalam bentuk tabel :
Subnet
|
Subnet |
192.168.1.0 |
192.168.1.64 |
192.168.1.128 |
192.168.1.192 |
|
Host Pertama |
192.168.1.1 |
192.168.1.65 |
192.168.1.129 |
192.168.1.193 |
|
Host Terakhir |
192.168.1.62 |
192.168.1.126 |
192.168.1.190 |
192.168.1.254 |
|
Broadcast |
192.168.1.63 |
192.168.1.127 |
192.168.1.191 |
192.168.1.255 |
Tabel 3.2
Keterangan hasil Subnetting prefix /26
•
Subnetting IP Address Kelas B
Subnetting IP
Address kelas B hampir sama dengan kelas C, hanya saja kelas B memiliki Net ID
pada 2 oktet pertama dan Host ID pada 2 oktet terakhir IP Address. Langsung
saja kepada contoh kasusnya, IP Address 172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit
bilangan biner untuk prefixnya menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000 lalu
dirubah kedalam bilangan desimal menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi
beberapa subnet dan host :
A.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x
adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah
22 = 4 subnet.
B.
Jumlah Host per Subnet = 2y –
2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2
oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
C.
Blok Subnet = 256 – 192 = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192 .
D.
Keterangan Untuk Tiap subnetnya
:
|
Subnet |
172.16.0.0 |
172.16.64.0 |
172.16.128.0 |
172.16.192.0 |
|
Host Pertama |
172.16.0.1 |
172.16.64.1 |
172.16.128.1 |
172.16.192.1 |
|
Host Terakhir |
172.16.63.254 |
172.16.127.254 |
172.16.191.254 |
172.16.255.254 |
|
Broadcast |
172.16.63.255 |
172.16.127.255 |
172.16.191.255 |
172.16..255.255 |
Tabel 3.3
Keterangan Hasil Subnetting kelas B prefix /18
•
Subnetting IP Address Kelas A
Selanjutnya
untuk Subnetting kelas A karena peruntukan daya tampung alokasi IP Address yang
banyak, maka IP kelas A memiliki Net ID pada oktet pertama, dan Host ID pada 3
oktet terakhir. Untuk contoh kasusnya misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka
jika dirubah menjadi subnet mask 32 bit bilangan biner akan menjadi
11111111.11111111.00000000.00000000
setelah itu dirubah kedalam bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan
hasilnya akan menjadi :
A.
Jumlah Subnet = 28
(perpangkatan 8 adalah jumlah angka 1 biner diambil dari oktet kedua sampai ke
empat) = 256 subnet.
B.
Jumlah Host per Subnet = 216
(perpangkatan 16 merupakan jumlah angka 0 biner diambil dari oktet kedua hingga
oktet keempat) – 2 = 65.534 host.
C.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1.
Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, .. 255
D.
Keterangan Untuk Tiap Subnetnya
:
|
Subnet |
10.0.0.0 |
10.1.0.0 |
… |
10.254.0.0 |
10.255.0.0 |
|
Host Pertama |
10.0.0.1 |
10.1.0.1 |
… |
10.254.0.1 |
10.255.0.1 |
|
Host Terakhir |
10.0.255.254 |
10.1.255.254 |
… |
10.254.255.254 |
10.255.255.254 |
|
Broadcast |
10.0.255.255 |
10.1.255.255 |
… |
10.254.255.255 |
10.255.255.255 |
Tujuan Subnetting
Menurut laman resmi Dinas Komunikasi,
Informatika, dan Persandian Kota Bengkulu, hadirnya teknik subnetting dapat
memudahkan seorang network administrator dalam mengamankan jaringan.
Selain itu, ada beberapa tujuan lain dari
teknik subnetting ini yang perlu untuk diketahui, yaitu:
- Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang
hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254
– 10 = 244 alamat yang tidak terpakai).
- Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork
dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil.
- Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau
tidak.
- Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi
fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik
yang digunakan dalam suatu network, karena router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti
akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Manfaat dan Fungsi Subnetting
Salah satu fungsi subnetting adalah
mengefesienkan alamat IP. Foto: Unsplash
Setelah mengetahui tujuan dari subnetting,
pahami juga berbagai manfaat dan fungsi subnetting. Menyadur dari buku
Jaringan Komputer karangan Muhammad Yasin Simargolang, berikut
informasinya.
1. Mengefesienkan alamat IP
Penghematan alamat IP dilakukan dengan
mengalokasikan IP Address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet
terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan
memiliki 254, 65.000, atau 16 juta IP Address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network
dengan jumlah host lebih dari 254, hanya sedikit network yang memiliki
host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Kemudian, network yang memiliki lebih
dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan
percuma sekitar 10 ribuan IP Address.
2. Mengurangi traffic jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic
yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet tetap berada di subnet itu agar
dapat mengurangi keleletan. Penempatan subnet yang strategis dapat membantu
mengurangi beban jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.
Jadi, apa yang terjadi pada jaringan besar
tanpa subnet? Setiap komputer akan melihat paket broadcast dari semua
komputer dan server di jaringan, sehingga switch harus memindahkan semua
lalu lintas ke port yang sesuai. Hal ini menyebabkan peningkatan kelambatan,
kinerja jaringan berkurang, dan waktu respons yang lebih lambat.
Router digunakan untuk memindahkan lalu
lintas antara hasil subnet tanpa lalu lintas siaran atau informasi apa pun yang
tidak perlu diarahkan atau dipindahkan ke subnet lain. Akibatnya, jumlah lalu
lintas dalam setiap subnet berkurang, kemudian kecepatan setiap subnet akan
meningkat, sehingga memudahkan kemacetan jaringan.
3. Meningkatkan keamanan jaringan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
meningkatkan keamanan jaringan dapat dilakukan dengan melakukan teknik
subnetting. Memisahkan jaringan menjadi subnet dapat mengontrol aliran lalu
lintas menggunakan ACL, Qos, atau peta rute.
Teknik subnetting juga memungkinkan seseorang
untuk mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari masuk, dan targetkan tanggapan
dengan lebih mudah. Jaringan IP Address pun dapat dibagi menggunakan router
untuk menghubungkan subnet melalui konfigurasi ACL pada router dan switch.
4. Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan
jaringan
Teknik subnetting dapat mengoptimalisasi
untuk kinerja jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device,
mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang
sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja dengan mengatur agar
komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang
sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama,
artinya sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network.
Referensi :
https://www.it-jurnal.com/pengertian-subnetting-ip-addres-versi-4/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/
https://kumparan.com/kabar-harian/subnetting-pengertian-contoh-tujuan-dan-fungsinya-1xbYgI0bHhl/2
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/view/374/329

Komentar
Posting Komentar