ROUTING
Menurut webopedia, Routing adalah proses
memindahkan paket data dari sumber ke destinasinya.
Proses ini bisa terjadi untuk berbagai
jenis network, mulai dari internet hingga telepon. Tentunya, yang paling
terkenal adalah routing untuk packet-switching network, yaitu digunakan untuk
internet.Untuk routing internet, dibutuhkan sebuah alat yang bernama router.Nah,
pasti kamu tidak asing lagi dengan alat ini.Routing merupakan fitur utama
internet, jadi tanpanya perangkatmu tidak akan dapat berselancar di internet.Router
yang digunakan untuk proses routing akan memilih path atau jalur khusus untuk
paket data IP (internet protocol)-mu sehingga ia dapat mencapai tujuan.
Cloudflare mencontohkan proses routing
seperti gambar di bawah ini.
Routing merupakan proses dimana sesuatu
dibawa dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Contoh riil sesuatu yang membutuhkan
perutean adalah surat, panggilan telepon, perjalanan kereta api, dan lain
sebagainya. Pada suatu jaringan router adalah perangkat yang digunakan untuk
merutekan trafik jaringan.
Untuk dapat melakukan perutean, suatu
router, atau entitas apapun yang membangun routing, melakukan beberapa langkah
berikut ini:
·
Mengetahui Alamat tujuan – Ke
tujuan (alamat) mana sesuatu yang dirutekan dikirim?
·
Mengenali sumber-sumber
informasi perutean – Dari sumber-sumber (router-router lain) mana saja suatu
router dapat mempelajari jalur-jalur menuju tujuan?
·
Menemukan rute-rute –
Jalur-jalur atau rute-rute mana saja yang mungkin dapat dilalui untuk mencapai
alamat tujuan?
·
Memilih jalur atau rute –
Memilih jalur atau rute terbaik untuk menuju alamat tujuan yang dimaksud.
·
Memelihara dan memverifikasi
informasi routing – Apakah jalur-jalur ke tujuan yang telah diketahui masih
berlaku dan benar?
·
Pada suatu sistem jaringan
komputer, router mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routing-nya
yang terletak di dalam tabel routing (routing table). Router akan berpedoman
pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang digunakan mem-forward paket-paket
yang ditujukan kepadanya.
Jika jaringan tujuan terhubung langsung
dengan router, maka router sudah mengetahui port mana yang digunakan untuk
mem-forward paket.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung
langsung dengan router, maka router harus mempelajari rute terbaik untuk
mem-forward paket ke tujuan.
Static Routing dan Dynamic Routing
Secara umum mekanisme koordinasi routing
dapat dipelajari oleh router dalam dua metode, yaitu:
Dimasukkan secara manual oleh administrator
jaringan, disebut Static Routes.
Dikumpulkan melalui proses-proses dinamis
yang berjalan di jaringan, disebut sebagai Dynamic Routes.
Static Routing
Routing statik (static route) adalah
pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan
komputer. Static route adalah rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang
dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke route table suatu router.
Static route mendefinisikan alamat IP hop router berikutnya dan interface lokal
yang digunakan untuk mem-forward paket ke tujuan tertentu (hop router
berikutnya).
Static route memiliki keunggulan untuk
menghemat bandwidth jaringan karena static route tidak membangkitkan trafik
route update untuk memberikan informasi perubahan rute yang berlaku (sah) saat
ini ke router-router lain. Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang
kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan
pada forwarding table di setiap router.
Namun tentu dapat dibayangkan bagaimana
jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak
sedikit dalam jaringan yang besar. Apalagi jika untuk mengisi entri-entri di
seluruh router di Internet yang jumlahnya banyak sekali dan terus bertambah
setiap hari. Jadi penggunaan static route cenderung membutuhkan waktu ekstra
ketika memanajemen jaringan. Hal ini disebabkan karena sistem administrator
harus secara manual meng-update route table setiap terjadi perubahan
konfigurasi jaringan.
Dynamic Routing
Routing dinamik adalah cara yang digunakan
untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual.
Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu
dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah
isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini,
router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan
datagram ke arah yang benar. Routing dinamik yang popular saat ini mengacu pada
dua tipe algoritma yang dikenalkan oleh Bellman Ford dengan algoritma distance
vectornya dan oleh Djikstra dengan algoritma link statenya. Cisco kemudian
mengembangkan protocol untuk perangkat routernya yang merupakan gabungan dari
kedua algoritma tersebut yang diberi nama protocol EIGRP.
Algoritma Distance Vector
Protokol distance vector bekerja dengan
memberikan router-router kemampuan untuk mempublikasikan semua rute-rute yang
diketahui (router bersangkutan) keluar ke seluruh interface yang dimilikinya.
Router yang secara fisik berada pada jaringan yang sama dinamakan neighbor.
Jika router-router mempublikasikan rute-rute yang diketahuinya melalui seluruh
interface-nya, dan seluruh neighbor menerima routing update, maka setiap router
akan juga mengetahui rute-rute yang dapat dilalui ke seluruh subnet suatu
jaringan. Beberapa hal berikut ini akan lebih mempermudah memahami konsep dasar
distance vector:
Router secara otomatis akan menambahkan subnet-subnet
yang terhubung langsung ke dalam routing table tanpa menggunakan protokol
routing.
Router mengirim routing update keluar ke
seluruh interface-nya untuk memberitahu rute-rute yang telah diketahuinya.
Router “memperhatikan” routing update yang
berasal dari neighbor-nya, sehingga router bersangkutan dapat mempelajari
rute-rute baru.
Informasi routing berupa nomor subnet dan
suatu metrik. Metrik mendefinisikan seberapa baik rute bersangkutan. Semakin
kecil nilai metrik, semakin baik rute tersebut.
Jika memungkinkan, router menggunakan
broadcast dan multicast untuk mengirim routing update. Dengan menggunakan paket
broadcast atau multicast, seluruh neighbor dalam suatu LAN dapat menerima
informasi routing yang sama untuk sekali update.
Jika suatu router mempelajari multirute
untuk subnet yang sama, router akan memilih rute terbaik berdasarkan nilai
metriknya.
Router mengirim update secara periodik dan
menunggu menerima update secara periodik dari router-router neighbor.
Kegagalan menerima update dari neighbor
pada jangka waktu tertentu akan menghasilkan pencabutan router yang semula
dipelajari dari neighbor.
Router berasumsi bahwa rute yang diumumkan
oleh suatu router X, router next-hop dari rutenya adalah router X tersebut.
Beberapa fitur Protokol Distance Vector :
Route Poisoning Routing loop dapat terjadi
pada protokol distance vector routing ketika router-router memberitahukan bahwa
suatu rute berubah dari kondisi valid ke tidak valid. Konvergensi yang lambat
akan mengakibatkan router neighbor terlambat mendapat pemberitahuan kondisi
tersebut, sehingga router neighbor tetap menganggap rute tersebut valid (dengan
hop 1). Ketika router neighbor mengirimkan pemberitahuan keluar ke seluruh
interfacenya, router pertama (yang memberitahukan kegagalan hubungan) akan
mendapat informasi bahwa hubungan yang tidak valid tersebut dapat dicapai dari
router neighbor dengan hop 2. Kedua router akan terus saling memberi informasi
rute yang salah tersebut disertai dengan menaikkan informasi hop-nya. Dengan Route
poisoning, router tidak akan memberitahukan status tidak valid pada suatu rute
yang gagal. Tetapi akan tetap memberikan informasi keadaan rute yang gagal
dengan status valid. Rute tersebut akan diberi metrik yang sangat besar,
sehingga router lain akan menganggap rute tersebut sebagai rute yang tidak
valid.
Split Horizon Fitur Route poisoning tidak
seluruhnya dapat mengatasi kondisi looping. Pada kasus di atas, ketika suatu
router memberitahukan suatu rute yang gagal dengan metrik yang sangat besar,
router neighbor kemungkinan tidak langsung mendapat pemberitahuan ini. Jika
router neighbor kemudian memberitahu rute yang tidak valid tersebut ke router
pertama (yang memberitahukan kegagalan hubungan) bahwa rute tersebut dapat
dicapai dari dirinya dengan metrik yang jauh lebih baik, maka kondisi di atas
dapat terjadi lagi. Split horison mengatasi masalah ini dengan memberikan
aturan bahwa suatu router yang mendapat pemberitahuan update informasi melalui
interface x, tidak akan mengirimkan pemberitahuan yang sama ke interface x
pula.
RIP dan IGRP
RIP (Routing Information Protocol) dan IGRP
(Interior Gateway Routing Protocol) merupakan dua standar protokol routing
berbasis distance vector routing protocol. RIP dan IGRP memiliki banyak
kesamaan secara logik.
IGRP Metric memberikan penghitungan yang
lebih baik mengenai seberapa baik rute-rute yang ada dibandingkan RIP metric.
IGRP metric dihitung menggunakan pengukuran bandwidth dan delay pada interface
dimana informasi update diterima. Hal ini akan memberikan arti yang lebih baik
dibandingkan metrik berdasarkan hop count. RIP menggunakan penghitungan hop
untuk besaran metriknya. Ketika informasi update diterima, metrik dari setiap
subnet dalam informasi update merupakan jumlah router yang dilalui oleh
informasi antara router penerima dengan setiap subnet. Hal ini dapat dilakukan
karena sebelum mengirim informasi update, router akan menambah satu nilai
metrinya untuk setiap subnet.
Troubleshooting konfigurasi routing statis
Pada sub bab ini diberikan contoh
konfigurasi routing statis dalam Hoboken untuk mengakses
jaringan pada Sterling dan Waycross,
seperti yang dilihat pada gambar di bawah ini. Pada konfigurasi
di router Sterling jaringan 172.16.1.0 tidak dapat mencapai jaringan di Waycross 172.16.5.0.
Referensi
https://glints.com/id/lowongan/routing-adalah/#.Ysb2UnZBy3A
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Materi_Routing
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar